Filsafat Ibnu Sina


I.                  PENDAHULUAN
Dalam sejarah pemikiran filsafat masa pertengahan, sosok Ibnu Sina dalam banyak hal unik, sedang diantara para filosof muslim ia tidak hanya unik, tapi juga memperoleh penghargaan yang semakin tinggi hingga masa modern. Ia ialah satu - satunya filosof besar Islam yang telah berhasil membangun sistem filsafat yang lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim beberapa abad.
Pengaruh ini terwujud bukan hanya lantaran ia mempunyai sistem, tetapi lantaran sistem yang ia miliki itu menampakkan keasliannya yang menyampaikan jenis jiwa yang jenius dalam menemukan metode - metode dan alasan - alasan yang diharapkan untuk merumuskan kembali pemikiran rasional murni dan tradisi intelektual Hellenisme yang ia warisi dan lebih jauh lagi dalam sistem keagamaan Islam.

II. BIOGRAFI Ibnu Sina

Nama lengkap Ibnu Sina ialah Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina. Ia lahir pada tahun 980 M di Asfshana, suatu daerah bersahabat Bukhara. Orang tuanya ialah pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti Saman. DiBukharaia dibesarkan serta mencar ilmu falsafah kedokteran dan ilmu - ilmu agama Islam. Ketika usia Ibnu Sina sepuluh tahun ia telah banyak mempelajari ilmu agama Islam dan menghafal Al-Qur’an seluruhnya. Dari mutafalsir Abu Abdellah Natili, Ibnu Sina menerima bimbingan mengenai ilmu kecerdikan yang elementer untuk mempelajari buku Isagoge dan Porphyry , Eucliddan Al-Magest Ptolemus. Dan sehabis gurunya pindah ia mendalami ilmu agama dan metafisika, terutama dari pedoman Plato dan Arsitoteles yang murni dengan proteksi komentator - komentator dari pengarang yang sewenang-wenang dari Yunani yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Arab.
Dengan ketajaman otaknya Ibnu Sina banyak mempelajari filsafat dan cabang - cabangnya, kesungguhan yang cukup mengagumkan ini menyampaikan bahwa ketinggian otodidaknya, namun di suatu kali beliau harus terpaku menunggu ketika ia menyelami ilmu metafisika-nya Arisstoteles, kendati sudah 40 an kali membacanya. Baru setelah ia membaca Agradhu kitab ma waraet thabie’ah li li Aristho -nya Al-Farabi (870 - 950 M), semua kasus menerima balasan dan klarifikasi yang terang benderang, bagaikan beliau menerima kunci bagi segala simpanan ilmu metafisika.
Maka dengan tulus tulus beliau mengakui bahwa beliau menjadi murid yang setia dari Al-Farabi Sesudah itu Ibnu Sina mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya, seorang Masehi. Belum lagi usianya melebihi enam belas tahun, kemahirannya dalam ilmu kedokteran sudah dikenal orang, bahkan banyak orang yang berdatangan untuk berguru kepadanya. Ia tidak cukup dengan teori - teori kedokteran, tetapi juga melaksanakan praktek dan mengobati
orang - orang sakit. Ibnu Sina tidak pernah bosan atau gelisah dalam membaca buku – buku filsafat dan setiap kali menghadapi kesulitan, maka ia memohon kepada Tuhan untuk diberinya petunjuk, dan ternyata permohonannya itu tidak pernah dikecewakan. Sering - sering ia tertidur lantaran kepayahan membaca, maka didalam tidurnya itu dilihatnya pemecahan terhadap kesulitan - kesulitan yang dihadapinya.
Sewaktu berumur 17 tahun Ibnu Sina telah dikenal sebagai dokter dan atas panggilan Istana pernah mengobati pangeran Nuh Ibn Mansur sehingga pulih kembali kesehatannya. Sejak itu, Ibnu Sina menerima sambutan baik sekali, dan sanggup pula mengunjungi perpustakaan yang penuh dengan buku - buku yang sukar didapat, lalu dibacanya dengan segala keasyikan. Karena sesuatu hal, perpustakaan tersebut terbakar, maka tuduhan orang ditimpakan kepadanya, bahwa ia sengaja membakarnya, semoga orang lain tidak bisa lagi mengambil manfaat dari perpustakaan itu.
Kemampuan Ibnu Sina dalam bidang filsafat dan kedokteran, kedua duanya sama beratnya. Dalam bidang kedokteran beliau mempersembahkan Al-Qanun fit-Thibb- nya, dimana ilmu kedokteran modern menerima pelajaran, alasannya kitab ini selain lengkap, disusunnya secara sistematis. Dalam bidang materia medeica , Ibnu Sina telah banyak menemukan materi nabati gres Zanthoxyllum budrunga - dimana tumbuh - flora banayak membantu terhadap
bebebrapa penyakit tertentu ibarat radang selaput otak ( miningitis). Ibnu Sina pula sebagai orang pertama yang menemukan peredaran darah manusia, dimana enam ratus tahun lalu disempurnakan oleh William Harvey. Dia pulalah yang pertama kali menyampaikan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil makanannya lewat tali pusarnya. Dia jugalah yang mula - mula mempraktekkan pembedahan penyakit - penyakit jerawat yang ganas, dan menjahitnya. Dan last but not list beliau juga populer sebagai dokter hebat jiwa dengan cara - cara modern yang sekarang disebut psikoterapi .
Dibidang filsafat, Ibnu Sina dianggap sebagai imam para filosof di masanya, bahkan sebelum dan sesudahnya. Ibnu Sina otodidak dan genius asli yang bukan hanya dunia Islam menyanjungnya ia memang merupakan satu bintang gemerlapan memancarkan cahaya sendiri, yang bukan pinjaman sehingga Roger Bacon, filosof kenamaan dari Eropa Barat pada Abad Pertengahan menyatakan dalam Regacy of Islam -nya Alfred Gullaume; “Sebagian besar filsafat Aristoteles sedikitpun tak sanggup memberi imbas di Barat, lantaran kitabnya tersembunyi entah dimana, dan sekiranya ada, sangat sukar sekali didapatnya dan sangat susah dipahami dan digemari orang lantaran peperangan di sebeleah Timur, hingga saatnya Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd dan juga pujangga Timur lain menandakan kembali falsafah Aristoteles disertai dengan penerangan dan keterangan yang luas.
Selain kepandaiannya sebagai flosof dan dokter, iapun penyair. Ilmu - ilmu pengetahuan ibarat ilmu jiwa, kedokteran dan kimia ada yang ditulisnya dalam bentuk syair. Begitu pula didapati buku - buku yang dikarangnya untuk ilmu kecerdikan dengan syair. Kebanyakan buku - bukunya telah disalin kedalam bahasa Latin. Ketika orang – orang Eropa diabad tengah, mulai mempergunakan buku - buku itu sebagai textbook, dipelbagai universitas.Oleh lantaran itu nama Ibnu Sina dalam masa pertengahan di Eropah sangat berpengaruh. Dalam dunia Islam kitab - kitab Ibnu Sina terkenal, bukan saja lantaran kepadatan ilmunya, akan tetapi lantaran bahasanya yang baik dan caranya menulis sangat terang.
Selain menulis dalam bahasa Arab, Ibnu Sina juga menulis dalam bahasa Persia. Buku - bukunya dalam bahasa Persia, telah diterbitkan di Teheran dalam tahun 1954. Karya - karya Ibnu Sina yang ternama dalam lapangan Filsafat ialah As-Shifa, AnNajat dan Al Isyarat. An-Najat ialah resum dari kitab As-Shifa. Al-Isyarat, dikarangkannya kemudian, untuk ilmu tasawuf. ( semoga Bermanfaat  kajian perihal " Ibnu Sina".



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Anak Melalui Permainan

Memotivasi Anak Yang Tidak Dapat Berinteraksi Dengan Baik

Pendidikan Anak Melalui Permainan