Sumber Ilmu Dalam Filsafat

Sumber Ilmu dalam FilsafatIlmu berasal dari bahasa Arab yaitu a’lama artinya pengetahuan. Kata ini sering disejajarkan dengan kata science. Dasar epistemologi atau teori pengetahuan, membahas secara mendalam segenap proses. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Metode inilah yang membedakan ilmu dengan buah pikiran yang lainnya, atau dengan perkataan lain. Ilmu yaitu pengetahuan yang diperoleh dengan menerapkan metode keilmuan, alasannya ilmu merupakan sebagian dari pengetahuan yang mempunyai sifat tertentu. Maka sanggup disebut pengetahuan keilmuan, untuk tujuan inilah biar tidak terjadi kekacauan pengertian ilmu dan pengetahuan.
ilmu 
Ditinjau dari pengetahuan ini, ilmu lebih bersifat merupakan acara dari pada sekedar produk yang siap dikonsumsikan. Kata sifat keilmuan lebih mencerminkan hakikat ilmu dari pada istilah ilmu sebagai kata benda, acara ilmu juga dinamis, tidak statis,. Kegiatan dalam mencari pengetahuan wacana apapun, selama hal itu terbatas pada objek empiris dan gunakan metode keilmuan. Hakikat ilmu bersifat koherensi sistimatik, artinya ilmu harus terbuka kepada siapa saja yang mencarinya. Ilmu berada dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan-kepingan pengetahuan berdasarkan satu putusan tersendiri, ilmu justru menunjukan adanay satu keseluruhan yang mengacu kepada objek yang saling berkaitan secara objektif dan setiap ilmu bersumber didalam kesatuan objeknya.
 Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan daypikir masing-masing orang. Ilmu akan memuat hipotesis dan teori yang sepenuhnya belum dimanfaatkan. Ilmu menuntut pengamatan dan kerangka berpikir metodik, dan alat bantu metodologis yang penting dalam konteks ilmu yaitu terminologi ilmiah. Menurut Sidi Ghazalba ilmu dikategorikan jadi enam kategori yaitu:
1.     Ilmu mudah yaitu ilmu yang hanya hingga pada aturan umum atau abstrak
2.      Ilmu mudah normatif yaitu memperlihatkan ukuran dengan norma-norma
3.      Ilmu mudah positif yaitu bagaimana menciptakan suatu tindakan yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai sesuatu.
4.      Ilmu spekulasi ideografis yaitu untuk menguji kebenaran objek dalam wujud nyata.
5.      Ilmu spekulasi Nometetis yaitu untuk mendapat aturan umum
6.     Ilmu spekulasi teoritis yaitu untuk memahami kualitas kejadian untuk memperoleh kebenaran dari suatu keadaan.
Ada beberapa sumber ilmu dalam dunia Islam melalui karya filosof dan saintis skolastiknya telah memperkenalkan sumber pengetahuan yang beda dengan sumber ilmu pengetahuan Yunani Barat Kontemporer. Sumber ilmu dalam Islam antara lain adalah:
1.     Empiris yaitu sebuah sumber yang menganggap pengalaman yang sifatnya faktual. Faham ini beropini bahwa pengetahuan insan didapatkan melalui pengalaman yang konkrit.
2.     Rasional yaitu sebuah sumber yang menganggap bahwa ilmu lahir dari induk sebuah daypikir dan mendasarkan diri pada cara kerja deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Ide dianggap kelompok ini bukan diciptakan insan alasannya inspirasi sudah ada sebelum insan berusaha memikirkannya dan menganggap eksistensi objek tergantung pada diketahuinya objek tersebut. Ukuran kebenaran berdasarkan sumber ini diukur dari apakah gagasan itu benar-benar memperlihatkan pengetahuan kepada insan atau tidak.




3.     Intuisi dan Wahyu, yaitu sumber yang tiba dari mereka yang menjunjung tinggi peranan wujud tertentu diluar zat atau benda fisik yang tampak dan sanggup dibuktikan oleh indrawi manusia, intuisi dinaggap jadi sumber pengetahuan alasannya intuisi insan mendapati ilmu pengetahuan secara pribadi tanpa melalui proses daypikir tertentu, dari intuisi secara tiba-tiba menemukan balasan dari persoalan yang dihadapi, dan Nietzshe menyebut intuisi sebagai sumber ilmu yang paling tinggi, tetapi diluar itu juga ia beropini bahwa intuisi hanya dijadikan hipotesis yang butuh analisis lanjutan. Berbeda dengan wahyu yang didapati insan melalui proteksi Tuhan secara pribadi kepada hamba-Nya yang terpilih yang disebut Nabi dan Rasul. Agama jadi kata kunci dalam wahyu, dalam proses hidup insan dan agama menerangkan pada insan wacana sejumlah pengetahuan yang baik, terjangkau, atau tidak.
Kata pengetahuan berdasarkan bahasa Indonesia semakna dengan kata Knowledge, dalam bahasa Inggris diartikan sebagai sejumlah informasi yang diperoleh melalui pengamatan, pengalaman (empiri) dan daypikir (rasio) pengetahuan tentu berbeda dengan ilmu. Ilmu lebih menitikberatkan pada aspek teoritis dengan syarat proses teoritisasi dari sejumlah pengetahuan yang dimiliki manusia. Berbicara wacana sumber pengetahuan, maka antara sumber ilmu dan pengetahuan yaitu sama.
Dengan memakai metode induktif maka sanggup disusun pengetahuan yang berlaku secara umum lewat pengmatan terhadap gejala-gejala fisik yang sifatnya individual. Masalah utama yang timbul dalam penyusunan pengetahuan secara empiris ini yaitu bahwa p[engetahuan yang dikumpulkan cenderung untuk jadi suatu kumpulan fakta-fakta pengalaman manusia. Tokohnya Jhon Locke.
Dalam hipotesis adanya Wahyu Allah, maka dapatlah dikatakan ada empat sumber pengetahuan manusia yaitu:
1.      Empirisme menyatakan bahwa pengetahuan sanggup diperoleh melalui pengalaman dengan jalan observasi atau dengan pengindraan, artinya yang kita ketahui berasal dari segala apa yang kita dapatkan kumpulan tersebut belum tentu bersifat konsisten dan mungkin saja terdapat hal-hal yang sifatnya kontradiktif. Karena satu fakta dengan kaitannya dengan fakta yang lain belum menjamin terwujudnya suatu sistem pengetahuan yang sistematis. Melalui alat indra. Ilmu pengetahuan modern menaruh minat terhadap kenyataan yang bebas dan mendasarkan segala sesuatunya kepada penyelidikan. Ilmuwan menaruh perhatian pada kontrol observasi dan eksperimen, tidak semata-mata pada panca indra secara umum dari pengalaman. Proses pembentukan kerangka pengetahuan ilmiah berjalan lambat serta melibatkan jumlah manusia.
2.   Rasionalisme yaitu pikiran insan dengan beropini bahwa sumber satu-satunya dari pengetahuan insan yaitu rasio atau kebijaksanaan budaya.
3.   Intuisionisme yang secara etimologis artinya pribadi melihat, dengan pendapat wacana sumber pengetahuan yaitu insan mempunyai kemampuan khusus untuk mengetahui yang tidak terikat kepada indra maupun penalaran.
4.   Wahyu Allah, yaitu pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada insan lewat Nabi yang diutus-Nya, yang dikodifikasikan melalui kitab-Nya menyerupai Al-Qur’an, Tauret, Zabur, dan Injil.
    Dari keempat kitab tersebut yang berisikan pengetahuan mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh empiri maupun yang meliputi permasalahan yang tendensial. Pengetahuan berdasarkan kepercayaan atau keimanan kepada Allah sebagai sumber pengetahuan dan kepada para nabi sebagai mediator dan akseptor wahyu Allah tersebut, sehingga melalui banyak sekali pengkajian sanggup meningkatkan keimanan seseorang. Ilmu pengetahuan yang dimulai dengan ketidakpercayaan, kemudian mulai mengkaji dengan riset, pengalaman dan percobaan untuk hingga kepada kebenaran yang factual. Sumber ilmu pengetahuan yang menjadi kajian  ini mungkin sanggup memperlihatkan perkembangan bahwa antar ilmu pengetahuan yaitu berbeda, walau mempunyai sumber yang sama. Tetapi cara kerja atau proses untuk mendapat makna ilmu dan pengetahuan tentu berbeda. Berbeda secara signifikan dengan sumber ilmu pengetahuan yang dikonstruk filosof dan saintis barat kontemporer yang mengadopsi keilmuan Yunani kuno. Dikalangan muslim berkembang sebuah pedoman bahwa sumber utama ilmu pengetahuan yaitu wahyu. Dan telah dimanifestasikan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. 
Demikian goresan pena singkat ini tenatng Sumber ilmu dalam filsafat semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Mengenali Huruf Buah Hati Anda?

Memotivasi Anak Yang Tidak Dapat Berinteraksi Dengan Baik

Tahapan Proses Aplikasi Pendidikan Pada Anak