Persepsi Sosial

PERSEPSI SOSIAL

persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan. Pengindraan ialah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat akseptor yaitu alat indra. Namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai sentra susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.
Pengertian Persepsi berdasarkan : Moskowitz & Orgel Berpendapat bahwa Persepsi merupakan proses pengorganisasian penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan kegiatan yang integret dalam diri individu. 
Menurut Davidoff Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan menginterpretasikan terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan kegiatan yang terintegrasi dalam diri individu.  Menurut Gibson Persepsi sebagai suatu proses pengenalan maupun proses pertolongan arti terhadap lingkungan oleh individu.
Proses persepsi melalui tiga tahap, yaitu:
  • Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat indera      manusia, yang dalam proses ini meliputi pula pengenalan dan pengumpulan informasi perihal stimulusyangada.
  • Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian informasi.
  • Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta pengetahuan individu.

Menurut Newcomb (dalam Arindita, 2003), ada beberapa sifat yang menyertai proses persepsi, yaitu:
  • Konstansi (menetap): Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai orang itu sendiri walaupun sikap yang ditampilkan berbeda-beda.
  • Selektif: persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor. Dalam arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap informasi tersebut, sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima dan diserap.
  • Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama sanggup disusun ke dalam pola-pola berdasarkan cara yang berbeda-beda.
Pada hakekatnya sikap ialah merupakan suatu interelasi dari banyak sekali komponen, dimana komponen-komponen tersebut berdasarkan Allport (dalam Mar'at, 1991) ada tiga yaitu:
  • Komponen kognitif,Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang perihal obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu perihal obyek sikap tersebut.
  • Komponen Afektif,Afektif bekerjasama dengan rasa bahagia dan tidak senang. Makara sifatnya evaluatif yang bekerjasama bersahabat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.
  • Komponen Konatif,Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laris yang bekerjasama dengan obyek sikapnya.

Persepsilah yang menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain.Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi indiviu semakin gampang dan semakin sering mereka berkomunikasi dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Persepsi meliputi :
  • Pengindraan (sensasi),melalui alat-alat indra kita (indra perasa,indra peraba,indra pencium,indra pengecap,dan indra pendengar) maka pesandikirim ke otak dan di pelajari.semua indra memiliki andil dalam komunikasi manusia,penglihatan memberikan pesan non verbal ke otak untuk di tafsirkan,penciuman,sentuhan dan pengecapan,terkadang memainkan tugas penting dalam berkomunikasi,seperti jabat tanggan yang kuat.
  • Atensi atau Perhatian ialah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil infirmasi dari sejumlah besar informasi yang didapatkan dari pengindraan,ingatan,dan proses kognitif lain.Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumber daya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsangan tertentu.
  • Interpretasi ialah proses komunikasi  ekspresi atau gerakan atau antara dua atau lebih pembicara yang sanggup memakai symbol-simbol yang sama,baik secara simultan (dikenal dengan interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagiai interpretasi berurutan).
Komunikasi non-verbal merupakan komulikasi antar individu tanpa melibatkan isi bahasa lisan,namun mengandalkan bahasa-bahasa  non ekspresi melaluin expresi wajah,kontak mata,dan bahasa tubuh. Perilaku nonverbal relative tidak bias dikekang dan sulit di control. Petunjuk nonverbal yang ditampilkan oleh seseorang sanggup mempengaruhi perasaan kita meskipun kita tidak secara sadar memperhatikan petunjuk ini,atau sengaja membaca perasaanya.Saluran komunikasi nonverbal yaitu : 
  • Ekspresi Wajah “Wajah ialah Gambaran Jiwa”,Perasaan dan emosi insan seringkali terbaca di wajahnya dan sanggup di kenali melalui banyak sekali ekspresinya.emosi dasar insan ada 6 : Marah,Takut,Bahagia,Sedih,Terkejut,Jijik.contoh : orang yang sedang murka maka raut mukanya akan memerah.
  • Kontak Mata “Mata ialah Jendela Hati”,Kita bisa mengetahui perasaan orang lain melalui tatapan mata.kontak mata yang intensitasnya tinggi bias di interpretasikan sebagai bentuk rasa suka,tetapa ada pengecualian kalau seseorang memandangi kita secara terus menerus dan memperhatikan kontak mata tanpa peduli apapun yang sedang dikerjakanya,jenis pandangan ini sering disebut staring(menatap)
  • Bahasa Tubuh (gesture,postur,dan gerakan).Bahasa badan seringkali menggungkapkan emosional seseorang.makin banyak pola gerakan badan juga ibarat makna tersendiri.gesture(sikap tubuh)didalamnya terdapat emblem(gerakan badan yang menyaratkan makna khusus berdasarkan budaya tertentu).
  • Sentuhan,sentuhan merupak suatu hal yang sanggup membangkitkan perasaan konkret orang yang di sentuh.contohnya Jabat Tangan,Jabat tangan mengungkapkan banyak hal perihal orang lain.misal jabat tangan yang berpengaruh merupakan teknik yang baik untuk menampilkan kesan pertama yang menyenangkan pada orang lain
Atribusi merupakan proses dimana kita mencoba mencari informasi mengenai bagaimana seseorang berbuat dan mengapa mereka berbuat demikian. Teori Atribusi Harold Kelley,memandang individu sebagai psikologi amatir yang mencoba memahami sebab-sebab yang terjadi pada banyak sekali insiden yang dihadapi,ia mencoba menemukan apa yang menyebabkanya ,atau apa yang mendorong siapa melaksanakan apa.Respon yang kita berikan pada suatu insiden tergantung pada interpretasi kita perihal insiden itu.ada 3 sumber informasi penting untuk menjawab mengapa dalam sikap orang lain,yaitu :
1.  Konsensus,yaitu derajat kesamaan reaksi orang lain terhadap stimulus atau insiden tertentu dengan orang yang sedang kita observasi (apakah orang lain bertindak sama mirip penanggap).
2. Konsistensi,yaitu derajat k3esamaan reaksi seseorang terhadap suatu stimulus atau suatu insiden yang berbeda-beda (apakah penanggap bertindak sama pada situasi yang lain).
3.  Distingsi,yaitu derajat perbedaan reaksi seseorang terhadap banyak sekali stimulus atau insiden yang berbeda (apakah orang itu bertindak sama pada situasi lain atau pada ketika itu saja.
Kita mengatribusikan sikap orang lain pada penyebab internal bila (consensus dan distingsi rendah namun konsistensi tinggi),namun sebaliknya,kita mengantribusikan sikap orang lain pada penyebab eksternal bila(consensus,distingsi dan konsistensi tinggi.) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Mengenali Huruf Buah Hati Anda?

Memotivasi Anak Yang Tidak Dapat Berinteraksi Dengan Baik

Tahapan Proses Aplikasi Pendidikan Pada Anak