Cara Mengurangi Prasangka Sosial

Prasangka Sosial
Terdapat beberapa cara yang sanggup dilakukan untuk mengurangi dan mencegah timbulnya prasangka sosial , yaitu:
1.    Melalukan kontak langsung
2.    Mengajarkan pada anak untuk tidak membenci
3.    Mengoptimalkan tugas orang tua, guru, individu cukup umur yang dianggap penting oleh anak dan media massa untuk membentuk sikap menyukai atau tidak menyukai melalui pola sikap yang ditunjukkan (reinforcement positive).
4.    Menyadarkan individu untuk berguru menciptakan perbedaan ihwal individu lain, yaitu berguru mengenal dan memahami individu lain berdasarkan karakteristiknya yang unik, tidak hanya berdasarkan keanggotaan individu tersebut dalam kelompok tertentu. Menurut Worchel dan kawan-kawan (2000), upaya tersebut akan lebih efektif kalau dibarengi dengan kebijakan pemerintah melalui penerapan aturan yang menjunjung tinggi adanya persamaan hak dan santunan hukuman pada tindakan diskriminasi baik berdasarkan ras, suku, agama, jenis kelamin, usia, dan faktorfaktor lainnya.
Prasangka sosial merupakan tanda-tanda psikologi sosial, prasangka sosial ini merupakan persoalan yang penting di bahas di dalam intergroup relation, prasangka sosial atau juga prasangka kelompok yaitu suatu prasangka yang diperlihatkan anggota-anggota suatu kelompok terhadap kelompok-kelompok lain termasuk para anggotanya satu kelompok menilai kelompok lain dengan norma atau ukuran yang terdapat di dalam kelompoknya sendiri.
1.      Dengan adanya penyelidikan yang cukup usang terlihat bahwa sosial distance di hembuskan dari grup yang lebih banyak didominasi sesuai dengan status dan sudut pandangannya. Agar grup-grup yang lemah atau gruop minoritas sanggup di terima kedalam grup moyoritas mau tidak mau harus mnyesuaikna diri dengan kelompok mayoritas dan ia harus mnerima status yang diberikan.
2.      Adanya rasa superioritas atau keunggulan kelompok atas kelompok yang lain, rasa superioritas sanggup bersumber pada agama, geografis rasa, warna kulit dan sebagainya, anggota keolompok di sini menganggap bahwa kelompok lain berada jauh di bawah kelompoknya.
 Faktor-faktor yang sanggup menjadikan prasangka  sosial antara lain:Warna kulit, tingkat hidup, agama dan sebagainya. Pada tahun 1935 dodd di dalam penelitianya menemukan bahwa social distance yang terbesar ada pada kelompok keagamaan.Timbulnya prasangka sanggup diperkuat oleh keadaan politik individu atau kelompok yang diliputi prasangka sosial mempunyai sikap serta pandangan yang tidak obyektif dan wajar.Hal ini tentu saja merupakan perkembangan kepribadianya.
Usaha-usaha mengurangi prasangka sosial antara golongan itu kiranya terang harus dimulai pada didikan, jelasnya bahwa opasangka sosial itu sesungguhnya yaitu alasannya yaitu salah sangka, miss informasi, miss interpretasi. Oleh alasannya yaitu itu usah untuk mengurangi atau menghilangkan prasangka tetap dijalankan, dikembangkan dan diusahakan perbaikannya. Usaha mengurangi prasangka ini dibedakan atas atas dua usaha.
a.       Usaha preventif: ini berupa perjuangan jangan hingga orang atau kelompok terkena prasangaka. Menciptakan situasi atau susasana yang tentram, damai, jauh dari rasa permusahan. Melainkan dalam arti ikhlas dalam bergaul dengan sessama insan meskipun ada perbedaan, perbedaan bukan berarti kontradiksi , memperpendek jarak sosial sehingga tidak sempat timbul prasangka sosial . Usaha ini sebaiknya harus di lakukan oleh orang bau tanah pada anak, guru terhadap anak didiknya, masyarkat, media dan sebagainya.
b.      Usaha curatif. Usaha ini menyembuhkan orang yang sudah terkena prasangka, perjuangan disini berupa perjuangan menyadarkan. Prasangka yaitu hal yang selalu merugikan tidak ada hal yang bersifat konkret bagi kehidupan bersama , justru adanya prasangka itu pihak luar/pihak ketiga melahan sanggup menarik kuntungan dengan jalan memperalat atau menjadikan suasana panas dan kacau dari golongan yang diprasangkai demi laba pihak ketiga
Stereotip merupakan citra atau jawaban tertentu seseorang terhadap individu/kelompok yang diprasangkai. Menurut Johnson & Johnson stereotipe  dilestarikan dan  dikukuhkan  dalam empat  cara:
1.      Stereotipe mensugesti apa yang kita rasakan dan kita ingat berkenaan dengan tindakan orang-orang dari kelompok lain.
2.      Stereotipe membentuk penyederhanaan citra secara hiperbola pada anggota kelompok lain. Individu cenderung untuk begitu saja menyamakan sikap individu-individu kelompok lain sebagi tipikal sama.
3.      Stereotipe sanggup menjadikan pengkambing hipertemuan.
Prasangka sosial berdasarkan Rose, (dalam Gerungan, 1981) sanggup merugikan masyarakat secara dan umum dan organisasi khususnya. Hal ini terjadi alasannya yaitu prasangka sosial sanggup menghambat perkembangan potensi individu secara maksimal.
Selanjutnya Steplan (1978) menguraikan bahwa prasangka sosial tidak saja mensugesti sikap orang cukup umur tetapi juga belum dewasa sehingga sanggup membatasi kesempatan mereka menjelma orang yang mempunyai toleransi terhadap kelompok sasaran contohnya kelompok minoritas. Rosenbreg dan Simmons, (1971) juga menguraikan bahwa prasangka sosial akan menjadikan kelompok individu tertentu dengan kelompok individu lain berbeda kedudukannya dan menjadikan mereka tidak mau bergabung atau bersosialisasi. Apabila hal ini terjadi dalam organisasi atau perusahaan akan merusak kerjasama. Selanjutnya diuraikan bahwa prasangka sosial sanggup bertahan dalam jangka waktu yang usang alasannya yaitu prasangka sosial merupakan pengalaman yang kurang menyenangkan bagi kelompok yang diprasangkai tersebut.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Mengenali Huruf Buah Hati Anda?

Memotivasi Anak Yang Tidak Dapat Berinteraksi Dengan Baik

Tahapan Proses Aplikasi Pendidikan Pada Anak