Cara Penilaian, Penyusunan Tes Dan Analisisnya
PENYUSUNAN TES DAN ANALISISNYA
Penilaian, penyusunan tes dan analisisnya Dalam dunia pendidikan dikenal dua model penilaian yaitu penilaian expositions proses belajar. Penilaian compositions pembelajaran (CLASSROOM ASSESMENT) dilakukan biasanya di awal, di tengah dan di selesai dari sebuah pembelajaran. Tujuan dari penilaian ini biasanya untuk mengukur tingkat efektifitas suatu pembelajaran yang ditandai dengan tingginya daya tangkap akseptor didik.
Strategi menilai compositions pembelajaran banyak ragamnya, tergantung kepada materi dan ketrampilan apa yang akan dinilai. Berikut ini akan disajikan tiga model penilaian yang dipakai untuk mengukur ranah kognitif tingkat pengetahuan awal berupa ingatan dan pemahaman.
1.Daftar terfokus
Penyusunan Tes dan Analisisnya. Strategi ini ialah sebuah daftar yang memfokuskan perhatian siswa perihal butir-butir penting yang dipelajari dan membantu master menilai tingkat kepandaian siswa menggambarkan butir-butir penting yang dipelajari. Cara sederhana dalam melaksanakan taktik ini contohnya menentukan satu konsep atau point yang akan segera atau gres saja dipelajari, minta mereka menuliskan apa saja yang telah mereka ketahui terhadap theme tersebut. Strategi ini bertujuan antara lain menyebarkan kemampuan berkonsentrasi, meningkatkan kecakapan menghafal, meningkatkan kecakapan mendengar dan lain-lain.
PENILAIAN, PENYUSUNAN TES DAN ANALISISNYA
Contoh: Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Setelah beberapa kali pertemuan, master ingin memfokuskan siswa pada tahun-tahun penting dalam sejarah masa nabi Muhammad SAW, maka siswa diminta menceritakan apa yang terjadi pada tahun 571 M, 610 M, 622 M, 632 M dan sebagainya.
Penyusunan Tes dan analisisnya. Melalui taktik ini siswa dibiasakan memfokuskan diri pada istilah-istilah penting yang ada korelasi dengan mata pelajaran.
2. Baris-baris kosong
Penyusunan Tes dan Analisisnya. Strategi ini berbentuk garis-garis kosong yang membantu siswa menyebut ulang materi pelajaran dengan mengisi garis-garis kosong dan membantu master mengukur sejauh mana siswa telah menangkap poin-poin penting drai pelajaran yang telah diajarkan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menerapkan taktik ini ialah pertama-tama master menciptakan layout kosong, atau sebagian kecil telah diisi, kemudian plot tersebut dibagikan kepada siswa untuk dilengkapi dalam waktu yang telah ditentukan, dan kemudian kertas itu dikumpulkan untuk diperiksa dan dinilai.
Penyusunan Tes dan Analisisnya. Setelah siswa mempelajari perihal shalat, maka mereka diminta menyebutkan secara berurutan rukun-rukun shalat tersebut.
Rukun Shalat
1. Niat 2. Berdiri tegak
3. … … . 4. …
5. … … 6. … ..
7. Sujud 8. … ..
9. … … . 10. Membaca tahiyyat
11. … . 12. …
13. Tertib
Metrik ingatan
Strategi penilaian ini berbentuk metric yang terdiri dari baris dan kolom kosong atau satu kolom yang telah diisi. Tujuannya antara lain untuk mengevaluasi kekuatan daya ingat siswa akan materi pelajaran yang penting.
Sedangkan untuk menilai hasil berguru (prestasi siswa), dua hal pokok akan menjadi perhatian dalam pembahasan ini. Dua hal pokok dimaksud ialah penyusunan tes dan analisis tes.
Penyusunan Tes
Penyusunan Tes dan Analisisnya. Sebelum melaksanakan tes, master harus mengikuti langkah-langkah berikut:
• menentukan tujuan mengadakan tes
• mengadakan pembatasan terhadap materi yang akan diteskan
• menderetkan semua tujuan pembelajaran khusus (pointer) yang telah dirumuskan (lihat catatan tambahan)
• menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi dan aspek berpikir yang diukur (lihat catatan tambahan)
• menulis butir-butir soal didasarkan atas tujuan pembelajaran khusus yang telah dituliskan pada tabel spesifikasi.
Penyusunan Tes dan Analisisnya. Ini merupakan langkah terakhir dalam penyusunan tes. Jangan lupa memperhatikan bahasa yang digunakan, hendaknya sederhana dan gampang dipahami, di samping itu petunjuk mengerjakan soal hendaknya selalu dirumuskan, jangan beranggapan bahwa siswa sudah terbiasa mengerjakan soal menyerupai yang sedang ditulis, kemudian petunjuk pengerjaannya tidak diikutsertakan. Selanjutnya perlu diingatkan bahwa untuk mendapat tes yang terstandar, harus dilakukan ujicoba (experiment with) berkali-kali.
Komponen tes: buku untuk uji tes, lembar tanggapan untuk uji tes siswa, dan jawaban yang benar sebagai kunci serta pedoman penilaian.
Bentuk - Bentuk Tes
1. Tes subjektif, pada umumnya berbentuk esai yaitu homogen tes kemajuan berguru yang memerlukan tanggapan yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Kelebihannya antara lain:
• mudah disusun
• tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berspekulasi
• memotivasi siswa untuk berani mengajukan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimatnya sendiri
• dapat mengetahui sejauhmana siswa mendalami sesuatu duduk masalah yang diteskan
sedangkan kekurangannya, antara lain:
• cara memeriksanya tanggapan yang dipengaruhi oleh unsur subjektif
• pemeriksaannya lebih sulit lantaran membutuhkan pertimbangan-pertimbangan individu harus lebih besar dari penilai.
• waktu untuk koreksinya usang dan tidak sanggup diwakilkan kepada orang lain.
Tes bentuk esai ini dipakai apabila:
1) kelompok yang akan dites kecil, dan tes itu tidak akan dipakai lagi berkali-kali
2) guru ingin memakai aneka macam cara untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bentuk tertulis
3) guru ingin mengetahui lebih banyak perihal sikap-sikap siswa daripada hasil-hasil yang telah dicapai
4) memiliki waktu yang cukup untuk mengoreksi tes.
Demikianlah paparan kami berkaiatan dengan PENYUSUNAN TES DAN ANALISISNYA ...lanjutkan membaca artikel penilaian / penilainya lainya..salam sukses
Demikianlah paparan kami berkaiatan dengan PENYUSUNAN TES DAN ANALISISNYA ...lanjutkan membaca artikel penilaian / penilainya lainya..salam sukses
Komentar
Posting Komentar